Hubungan Pelecehan pada Masa Kanak‐kanak dengan Insiden Penyakit Lupus ketik a Dewasa dengan Kohort Longitudinal pada Wanita

Tanggal : 11 Jun 2019 14:20 Wib


​Paparan terhadap stresor yang parah dapat mengubah fungsi kekebalan tubuh dan meningkatkan peradangan dan pelepasan sitokin, serta meningkatkan risiko penyakit autoimun. Peneliti memeriksa apakah pelecehan pada masa kanak‐kanak dikaitkan dengan peningkatan risiko insiden penyakit lupus.
Data berasal dari Nurses ‘Health Study II, sebuah kohort perawat wanita AS yang terdaftar pada tahun 1989, diikuti dengan kuesioner selama dua tahunan. Peneliti mengukur kekerasan fisik dan emosional masa kanak‐kanak dengan Subscale Penyalahgunaan Fisik dan Emosional dari Kuisioner Trauma Anak dan pelecehan seksual dengan Skala Penganiayaan Seksual Skala Taktik Konflik Orangtua‐Anak, keduanya dikelola pada tahun 2001. Peneliti mengidentifikasi insiden lupus (> 4 American College kriteria klasifikasi Rheumatology 1997) hingga 2015. Peneliti menggunakan model regresiCox multivariabel untuk mengevaluasihubungan antara pelecehan masa kanak‐kanak dan akuntansi lupus untuk perancu potensial (misalnya pendidikan orang tua, pekerjaan, kepemilikan rumah) dan mediator (misalnya depres i, gangguan stres pascatraumatik (PTSD)).
Di antara 67.516 wanita, terdapat 94 kasus insiden lupus. Dalam model yang disesuaikan, paparan terhadap pelecehan fisik dan emosional tertinggi dibandin g terendah dikaitkan dengan 2,57 kali risiko lupus lebih tinggi (95% CI 1,30 ‐ 5,12). Peneliti menemukan bahwa 17% (p <0,0001) risiko lupus yang terkait denga n penyalahgunaan dapat dijelaskan oleh depresi dan 23% (p <0,0001) oleh PTSD. Peneliti tidak mengamati hubungan yang signifikan secara statistik dengan pelecehan seksual (HR 0,84, 95%CI 0,40‐1,77, paparan tertinggi dibanding terendah).
Peneliti mengamati bahwa peningkatan risiko lupus secara signifikan diantar a wanita yang mengalami pelecehan fisik dan emosional masa kanakkanak dibandingkan dengan wanita yang tidak. Paparan terhadap kesulitan masa kecil dapat berkontribusi pada pengembangan lupus ketika dewasa.

Post Terkait

Stres; Fakta dan Teori berdasarkan pembahasan literature

Tanggal Publikasi: 10 Jul 2020 18:04 | 1549 View

Kehidupan sehari-hari manusia penuh dengan tekanan dan tekanan, sehingga abad ini disebut era stres. Sayangnya, di sini tidak ada integrasi literatur tentang stres. Tujuan dari makalah ini adalah untuk membuat…

Selengkapnya

Memahami Wanita Hamil dengan Gangguan Penggunaan Opioid

Tanggal Publikasi: 10 Jul 2020 18:00 | 1472 View

Wanita hamil dengan gangguan penggunaan opioid menjadi perhatian utama industri kesehatan. Mereka bukan hanya salah satu kelompok yang paling terstigmatisasi tetapi juga membutuhkan penjangkauan. Wanita yang menderita kecanduan opioid adalah…

Selengkapnya

Distribusi Status Gizi Menurut Pola Makan Vegetarian Pada Orang Dewasa Di Vihara Maitreya, Jakarta Barat Tahun 2014-2015.

Tanggal Publikasi: 10 Jul 2020 17:54 | 1382 View

Masalah gizi baik kekurangan maupun kelebihan memiliki dampak buruk terhadap tumbuh kembang manusia. Dewasa ini, pola makan vegetarian di Indonesia mengalami peningkatan yang pesat setiap tahunnya, dan pola makan vegetarian…

Selengkapnya

Sindrom Moebius: Fitur Klinis, Diagnosis, Manajemen dan Intervensi Dini

Tanggal Publikasi: 10 Jul 2020 17:02 | 1736 View

Sindrom Moebius (MBS) adalah penyakit langka yang ditandai dengan wajah kongenital uni atau lateral nonprogresif (i. E. VII saraf kranial) dan abducens (i. E. Saraf kranial VI) palsy. Meskipun temuan…

Selengkapnya

Beban Perawatan Kanker Pediatrik: Hasil Prototipe Registri Kanker Pediatrik Online 1 di Rumah Sakit Rujukan Ketiga di Indonesia

Tanggal Publikasi: 10 Jul 2020 10:14 | 723 View

Terlepas dari kemajuan mengesankan dari negara-negara berpenghasilan tinggi, kelangsungan hidup kanker anak-anak tetap rendah di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Kanker belum dianggap sebagai masalah kesehatan masyarakat yang signifikan yang…

Selengkapnya