PENGGUNAAN PROPOELIX™ UNTUK MENINGKATKAN IMUNITAS TUBUH PADA SUBJEK PENELITIAN YANG SEHAT

Tanggal : 10 Sep 2021 02:09 Wib


I.Hoesada*, T. Nasihun**, B. Sulistyo Budhi***
*Pelita Husada Clinic, Semarang, Indonesia
**Biochemistry Department, Medical Faculty, Sultan Agung Islamic University, UNISSULA, Semarang, Indonesia
***Gatot Soebroto Central Army Hospital, Jakarta, Indonesia


Abstrak
 
Untuk menjaga kondisi tubuh dan kesehatan, diperlukan pencegahan dan peningkatan imunitas secara umum, salah satunya dengan melihat kadar CD4, CD8 dan Sel NK. Oleh karena itu, kadar CD4, CD8 dan sel NK (Natural killer) diambil sebagai parameter penelitian ini karena pemeriksaan CD4, CD8 dan sel NK memberikan gambaran yang tepat mengenai kondisi sistem kekebalan tubuh yang dimiliki pada manusia. Salah satu bahan yang dapat membantu meningkatkan imunitas tubuh adalah propolis, yaitu zat seperti lem yang dikumpulkan lebah madu dari tunas dan eksudat tanaman, diproses oleh enzim pada lebah dan dicampur dengan lilin yang ada di sarang. Propolis yang digunakan pada penelitian ini adalah HDI PropoelixTM, mengandung ekstrak propolis 200 mg, yang memiliki senyawa CAPE (Caffeic acid phenetyl esther), apigenin, galangin, cinnamic acid, naringenin, pinocembrin, chrysin – dimana senyawa aktif ini memiliki fungsi sebagai antimikrobial, antiinflamatori, hepatoprotektif, neuroprotektif, antivirus, antikolesterolemik, antikanker, dan imunomodulator. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak klinis dan imunitas pada subjek yang sehat dengan pemberian Propoelix™ .
 
Penelitian eksperimental Single blind trial, dengan menggunakan 112 subjek orang sehat pada sebelum dan sesudah 30 hari pemberian ekstrak Propolis 2 x 200 mg/hari (1 hari dan 30 hari). Dilakukan dengan analis berpasangan, dilihat dari kondisi awal dan kondisi akhir dari subjek penelitian.
 
Hasil rerata terdapat peningkatan kadar CD4 dari rata-rata 716,16 sel/mm3 menjadi 852,05 sel/mm3 (nilai p< 0,001), peningkatan CD8 dengan rata-rata sebelum penggunaan produk adalah 364,20 sel/mm3 menjadi 454,55 sel/mm3 ( nilai p < 0,001), serta pada rata-rata sel NK sebelum adalah 63,59 sel/mm3 menjadi 66,49 sel/mm3 (nilai p < 0,034). Subjek penelitian yang sehat mengalami peningkatan kondisi klinis menjadi lebih baik setelah mengonsumsi Propoelix secara rutin selama 30 hari. Data dianalisis dengan uji Wilcoxon dengan hasil sehingga terdapat peningkatan yang bermakna (nilai p <0,05) pada pengukuran CD4, CD8, serta sel NK.
 
Sebanyak 50,89% subjek merasa lebih fit secara keseluruhan dan memiliki stamina yang lebih baik; 14,28% subjek mengalami kualitas tidur yang lebih baik; dan 8,93% subjek mengalami peningkatan nafsu makan. Seiring dengan hasil positif ini, tidak ada efek samping negatif yang dilaporkan oleh 112 subjek, selama uji coba.
 
Kesimpulan pemberian ekstrak propolis terjadi perubahan bermakna terhadap peningkatan kondisi klinis menjadi lebih baik dan pengukuran CD4, CD8 dan Sel NK pada subjek penelitian setelah mengkonsumsi Propoelix selama 30 hari dimana nilai p < 0,05, dibandingkan pada pengukuran sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa Propoelix efektif sebagai suplementasi untuk meningkatkan imunitas pada subjek yang sehat, terbukti dari segi klinis maupun laboratories.
 
Kata kunci : Ekstrak propolis, CD4, CD8 dan sel NK

 

Abstract

To maintain a healthy body, it is necessary to increase our immunity, which can be seen from the levels of CD4, CD8 and NK cells. Therefore, the levels of CD4, CD8 and NK cells were taken as parameters for this study. The examination of CD4, CD8 and NK cells gives an accurate picture of the conditions of the human's immune system. An ingredient that can help boost immunity is propolis, which is a glue-like substance that honeybees collect from plant buds and exudates, processed by enzymes, and mixed with wax from the beehive. The propolis sample that was used in this study is HDI PropoelixTM, containing 200 mg propolis extract, which has CAPE (Caffeic acid phenetyl esther) compounds, apigenin, galangin, cinnamic acid, naringenin, pinocembrin, chrysin – where these active compounds contain antimicrobial, anti-inflammatory, hepatoprotective, neuroprotective, antiviral, anticholesterolemic, anticancer, and immunomodulatory properties. The purpose of this study was to determine the clinical impact and immunity on healthy subjects within the usage of Propoelix™ .
This study was an experimental single blind trial, using 112 healthy subjects before and after 30 days of the administration of Propolis extract 2 x 200 mg/day (1 day and 30 days). Conducted with paired analysts, and viewed from the initial and final conditions of the subjects.
The average result is an increase in CD4 levels from an average of 716.16 cells/mm3 to 852.05 cells/mm3 (p value < 0.001), along with an increase in CD8 with an average of 364.20 cells/mm3 before using the product to 454.55. cells/mm3 (p value < 0.001), and the average NK cells in which it was 63.59 cells/mm3 before, to 66.49 cells/mm3 after (p value < 0.034). The healthy subjects experienced an improvement in their clinical condition after taking Propoelix regularly for 30 days. This data was analyzed by the Wilcoxon test, which showed in the result that there was a significant increase (p value <0.05) in the measurement of CD4, CD8, and NK cells.
 
 
 I. PENDAHULUAN
Tubuh manusia dilengkapi dengan sederetan mekanisme pertahanan yang bekerja untuk mencegah masuk dan menyebarnya agen infeksi yang disebut sebagai sistem imun.6 Sistem imun diperlukan tubuh untuk mempertahankan keutuhannya terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan berbagai bahan dalam lingkungan hidup. Sistem imun dapat dibagi menjadi sistem imun alamiah atau non spesifik (natural/innate/native) dan didapat atau spesifik (adaptive/acquired).2
Respon imun diperantarai oleh berbagai sel dan molekul larut yang disekresi oleh sel-sel tersebut. Sel-sel utama yang terlibat dalam reaksi imun adalah limfosit (sel B, sel T, dan sel NK), fagosit (neutrofil,eosinofil, monosit, dan makrofag), sel asesori (basofil,sel mast, dan trombosit), sel-sel jaringan, dan lain-lain. Bahan larut yang disekresi dapat berupa antibodi, komplemen, mediator radang, dan sitokin. Walaupun bukan merupakan bagian utama dari respon imun, sel-sel lain dalam jaringan juga dapat berperan serta dengan memberi isyarat pada limfosit atau berespons terhadap sitokin yang dilepaskan oleh limfosit dan makrofag.6
Propolis adalah produk resin yang digunakan oleh lebah pekerja untuk menutup celah-celah, mendempul retakan-retakan, memperkecil dan menutup lubang, dan komposisi kimianya tergantung pada spesies lebah dan vegetasi sumber resin. Lebih dari 300 senyawa kimia telah diidentifikasi dari propolis, termasuk polifenol (misalnya, flavonoid), kumarin, terpenoid, asam amino, mineral, dan sebagainya. Propolis juga mengandung banyak senyawa fenol khususnya flavonoid sehingga propolis merupakan sumber senyawa flavonoid yang baik.27
Flavonoid merupakan kelompok senyawa kimia yang diketahui memiliki aktivitas antioksidan terutama kemampuannya dalam mengikat radikal bebas (free radical scavenging) dan sifat mengkelat logam (metal chelating). Senyawa fenol yang terdapat pada tumbuhan, umumnya memiliki beragam kemampuan bioaktivitas termasuk aktivitas antioksidan. Produk ini telah menarik minat peneliti dalam beberapa dekade terakhir karena sifat-sifat biologis dan farmakologisnya, antara lain seperti antimikroba, imunomodulator, antiinflamasi, antioksidan.27
Aktivitas imunomodulator propolis dan sifat antiinflamasinya telah diteliti dengan sangat baik. Sifat imunomodulator propolis disumbangkan oleh flavonoid dan asam fenoliknya. Yuan dkk. melaporkan bahwa senyawa fenolik ini mungkin merupakan komponen penting yang mengaktifkan sel imun bawaan dan adaptif. Meskipun mekanisme kerja propolis yang tepat pada sel imun masih belum diketahui, ada kemungkinan bahwa flavonoid merangsang makrofag dan limfosit untuk memproduksi IL-1 dan IL-2, yang masing-masing memiliki aksi mitogenik pada limfosit B dan T. Senyawa fenolik lain yang ditemukan dalam sampel propolis, seperti cinnamic acid, juga menginduksi produksi dan pelepasan sitokin, seperti IL-1, IL-6 dan IL-8 oleh makrofag yang diaktifkan, merangsang produksi antibodi oleh limfosit B dan bertindak secara kemotaksis pada neutrofil. Mekanisme tersebut dapat menjelaskan peningkatan imunitas bawaan dan adaptif (humoral dan seluler).28
 
II. METODE
Penelitian ini dilakukan dengan eksperimental terhadap subjek orang sehat. Rancangan penelitian menggunakan rancangan eksperimental Single blind trial dengan batas kemaknaan yang akan digunakan P ≤ 0,05. Sampel diambil dari subjek orang sehat pada sebelum dan sesudah 30 hari pemberian ekstrak Propolis ( 1 hari dan 30 hari ) di Kota Semarang – Jawa Tengah. Kondisi Klinis juga diamati pada penelitian ini, diawali dengan pemeriksaan awal kondisi subjek antara lain vital signs: laju nafas, denyut nadi, tensi, kesadaran dan suhu tubuh. Pada subjek yang menderita penyakit ringan diperbolehkan mengikuti penelitian ini (contoh penyakit ringan tersebut misalnya subjek terkena flu), dan harus memenuhi BMI ideal. Setelah suplementasi Propoelix, kondisi klinis subjek penelitian juga diamati perubahannya. Penelitian ini dengan menggunakan analisis statistik uji wilcoxon dengan hasil p value <0,005.
 
III. HASIL PENELITIAN
Pada penelitian ini, kondisi klinis subjek menjadi salah satu parameter yang diukur secara subjektif, dimana peneliti mendapatkan respon positif  tentang efek penggunaan Propoelix yang dialami subjek. Sebanyak 50,89% subjek merasa lebih bugar dan stamina lebih baik; 14,28% subjek mengalami kualitas tidur yang lebih baik; 8,93% subjek mengalami peningkatan nafsu makan. Selain kondisi diatas, subjek juga merasakan perubahan klinis seperti tekanan darah yang stabil sebanyak 3,6%, berkurangnya nyeri sendi 3,57%, BAK dan BAB lebih lancar 1,78%, serta keluhan vertigo berkurang sebanyak 1,78% dari subjek, meningkatkan system imun sebanyak 1,78%, keluhan migrain berkurang sebanyak 0,89% subjek, subjek tidak merasa cepat lelah sebanyak 4,46%. Tidak ada efek samping yang dilaporkan selama penelitian berlangsung dari semua subjek yang ikut serta.

Perbandingan Baseline dengan Pengukuran

Tabel 1. Perbandingan Baseline (Pre test) dengan Pengukuran (Post test)



Pada tabel 1 digunakan uji Wilcoxon dengan hasil p value <0,005 sehingga terdapat perubahan yang bermakna pada pengukuran CD4, CD8, serta NK. Terdapat peningkatan kadar CD4 dari rata-rata 716,16 sel/mm3 menjadi 852,05 sel/mm3, peningkatan CD8 dengan rata-rata sebelum penggunaan produk adalah 364,20 sel/mm3 menjadi 454,55 sel/mm3, serta pada rata-rata sel NK sebelum adalah 63,59 sel/mm3 menjadi 66,49 sel/mm3.
 
IV. DISKUSI
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan peningkatan kadar CD4, CD8, serta NK setelah penggunaan produk Propoelix, hal ini sejalan dengan penelitian Firman 2010 yang menunjukkan ekstrak propolis dapat meningatkan jumlah sel darah putih sehingga berpengaruh pada sistem kekebalan seluler tikus.29 Moriyasu dari Jepang membuktikan bahwa ekstrak propolis dapat memacu aktifitas makrofag sehingga meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Wade (2005) menjelaskan bahwa propolis dapat merangsang sistem kekebalan tubuh secara langsung dan melepaskan unsur yang merespon imuitas seluler melalui mekanisme fagositosis.30  Linawarti membuktikan bahwa Propolis dapat berperan sebagai imunostimulator dalam meningkatkan sekresi IL-12 bagi penderita tuberculosis.31 Fauzan, 2016, membuktikan bahwa pemberian Propoelix dapat memperbaiki kondisi klinis dan kadar CD4 pada pasien dengan HIV/AIDS di RSUD Sungailiat, Bangka.32
 Propolis mengandung banyak senyawa fenol khususnya flavonoid. Flavonoid merupakan kelompok senyawa kimia yang diketahui memiliki aktivitas antioksidan terutama kemampuannya dalam mengikat radikal bebas (free radical scavenging) dan sifat mengkelat logam (metal chelating). Propolis juga mengandung Caffeic Acid Phenetyl Esther (CAPE) yang memiliki aktivitas sebagai imunostimultor.28
Kandungan polifenol yang tinggi di dalam propolis berfungsi dalam membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh secara alami serta meningkatkan produksi serta aktifitas sel-sel imun. Senyawa fenolik lain yang ditemukan dalam sampel propolis, seperti cinnamic acid, juga menginduksi produksi dan pelepasan sitokin, seperti IL-1, IL-6 dan IL-8 oleh makrofag yang diaktifkan, merangsang produksi antibodi oleh limfosit B dan bertindak secara kemotaksis pada neutrofil. Mekanisme tersebut dapat menjelaskan peningkatan imunitas bawaan dan adaptif (humoral dan seluler).28
 
 
V. KESIMPULAN
Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa subjek penelitian yang sehat mengalami peningkatan kondisi klinis menjadi lebih baik setelah mengonsumsi Propoelix secara rutin selama 30 hari.
Sebanyak 50,89% subjek merasa lebih fit secara keseluruhan dan memiliki stamina yang lebih baik; 14,28% subjek mengalami kualitas tidur yang lebih baik; dan 8,93% subjek mengalami peningkatan nafsu makan. Seiring dengan hasil positif ini, tidak ada efek samping negatif yang dilaporkan oleh 112 subjek, selama uji coba.
 
Secara statistik, terjadi perubahan bermakna pada pengukuran CD4 (nilai p< 0,001), CD8 (nilai p < 0,001) dan Sel NK (nilai p < 0,034) pada subjek penelitian setelah mengonsumsi Propoelix selama 30 hari. Data dianalisis dengan uji Wilcoxon dengan hasil sehingga terdapat peningkatan yang bermakna (nilai p <0,05) pada pengukuran CD4, CD8, serta sel NK, dibandingkan pada pengukuran sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa Propoelix efektif sebagai suplementasi untuk meningkatkan imunitas pada subjek yang sehat, terbukti dari segi klinis maupun laboratories.

DAFTAR PUSTAKA
  1. Kresno S B. Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium. Jakarta: Badan Penerbit    Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2010.
  2. Bratawidjaya K G. Imunologi Dasar Edisi ke-10. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2012.
  3. Opal S M, VeraA. DePalo. Impact of Basic Research on Tomorrow’s Medicine. Anti-Inflammatory Cytokines [Internet]. 2000 [cited 2014 Jan 10]; 117: 1162-1172.
  4. Dharmana Edi, Neni Susilaningsih, Noor Wijayahadi. Pengaruh Pemberian Tolak Angin Anak Terhadap Proliferasi Limfosit, produksi Interferon, Fungsi Fagositosis Makrofag Dan Produksi ROI. Semarang: Universitas Diponegoro dan PT Sido Muncul; 2009.
  5. Hariwangsa N T. Pengaruh Pemberian Tolak Angin Anak Cair Terhadap Kadar Interferon Gamma (IFN-γ) Pada Mencit Swiss. Semarang: Universitas Diponegoro; 2010.
  6. Wahab A S, Madarina Julia. Sistem Imun, Imunisasi, dan Penyakit Imun. Jakarta: Penerbit Widya Medika; 2002.
  7. Baratawidjaja K G, Iris Rengganis. Alergi Dasar Edisi ke-1. Jakarta: Interna Publishing; 2009.
  8. Abbas K A, Lichtmant A H, Pillai S. Cellular and Molecular Immunologi. Sixth ed. Philadelphia : W B Saunders Company; 2007.
  9. Abbas K A, Lichtmant A H, Pillai S. Cellular and Molecular Immunologi. Seventh ed. Philadelphia : W B Saunders Company; 2012.
  10. Roitt I M. Imunologi Essential Immunology Edisi 8. Jakarta: Widya Medika; 2002.
  11. Brown MA, Hural J. Functions of IL-4 and control of its expression. Crit Rev Immunol [Internet]. 1997 [cited 2014 Jan 10]; 17:1-32.
  12. Male D, Cooke A.Owen M, Trawsdale J, Champion B.Cytokines and Chemokines. Dalam Advanced Immunology 3rd ed. London Mosby Co [Internet].1996 [cited 2014 Jan 11]; 10.1-10.14.
  13. Interleukin 4. [Internet]. [Last modified: 2014 Jan 23]. Available from: http://en.m.wikipedia.org/wiki/Interleukin_4
  14. William E. Paul. Fundamental Immunology Sixth edition. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins, a Wolters Kluwer Business [Internet]. 2008 [cited 2014 Jan 11].
  15. Bratawidjaya K G. Imunologi Dasar Edisi ke-8. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2009.
  16. Laboratorium Anatomi. Situs Abdominis. Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro; 2010.
  17. Abbas K A, Lichtmant A H, Pillai S. Cellular and Molecular Immunologi. Fifth ed. Philadelphia : W B S aunders Company; 2004.
  18. Bloom and Fawcett. Buku Ajar Histologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2002.
  19. Tolak Angin-Tolak Angin Anak. Obat Herbal Terstandard Tolak Angin. [Internet]. [cited 2014 Jan 12].   Available from: https://xa.yimg.com/kq/groups/78262509/931225350/name/TA-TAA-SARI.pdf
  20. Edi Dharmana dkk. Pengaruh Tolak Angin Terhadap Prosentase Limfosit T, IFN-γ dan IL-4. Semarang: Universitas Diponegoro dan PT Sido Muncul; 2006.
  21. Ramuan Herbal Alami. Detail Produk Ekstrak Herbal Alang-alang [Internet]. [cited 2014 Jan 15]. Available from: http://herbal.sariabdussalam.com/ekstrak-herbal/ekstrak-herbal-alang-alang
  22. Henriette’s Herbal Homepage. Oleum Menthae Piperita . U. S., Br. Oil of Peppermint [Internet]. [cited 2014 Jan 15]. Available from: http://www.henriettesherbal.com/eclectic/usdisp/menthae-pipe_oleu.html
  23. Tanaman Obat Indonesia [Internet]. [cited 2014 Jan 15]. Available from: http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?id=364
  24. Fatmasari A.R. Efek Imunostimulasi Ekstrak Air Herba Pegagan (Centella asiatica Urb.) dan Daun Beluntas (Pluchea indica Less.) pada Mencit Swiss Webster Betina. Bandung : Sekolah Farmasi ITB; 2007 [Internet] [cited 2014 Jul 11]. Available from : Sekolah Farmasi ITB http://bahan-alam.fa.itb.ac.id
  25. A.M. Zuhud Ervizal, Rahayu W.P, dkk. Aktivitas Antimikroba Ekstrak Kedawung (Parkia roxburghii G. Don) Terhadap Bakteri Patogen. Bogor : IPB; 2001.
  26. Ebioscience. Platinum ELISA Ready-to-use Sandwich ELISA. Vienna, Austria : Campus Vienna Biocenter 2.
  27. Kalsum, N. dkk. Efek Propolis Cair Trigona spp. Terhadap Respons Imun Tikus Sprague Dawley yang Diinfeksi Staphylococcus aureus. Jurnal Gizi Pangan, Volume 12, Nomor 1, Maret 2017.
  28. Wolska, K. et al. Immunomodulatory Effects of Propolis and its Components on Basic Immune Cell Functions. Indian Journal of Pharmaceutical Sciences, p. 575-588. 2019.
  29. Al Firman, dkk 2010. Pengaruh Pemberian Ekstrak Propolis Terhadap Sistem Kekebalan Seluler Pada Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Strain Wistar. Available from http://firmanjaya.files.wordpress.com/2008/08/my-journal-new.pdf
  30. Wade, C.R., 2005. Can Bee Propolis The Immune System Available from www. then aturalshopper.com/buy-beesupplements/article.htm. http://proquest.umi.com/pqdweb?index=0&did=2045010851&SrchMode=1&sid=4&F mt=3&VInst=PROD&VType=PQD&RQT=309&VName=PQD.
  31. Made, L., & Made, B. nd. Pengaruh Propolis Terhadap Sekresi Interkulin-12 Pada Supernatan Kultur Magrofag Dari Penderita Tuberkulosis Paru yang Diinfeksi M.Tuberculosis. Available from http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/dr%20linawati_1.pdf.
  32. M. Fauzan & Sulityo, Bagus. 2016. Pemberian Propoelix Sebagai Terapi Tambahan pada Pasien HIV/AIDS di RSUD Sungailiat, Bangka.

Post Terkait

Prinsip-Prinsip Hak Asasi Manusia Dalam Pelayanan Kesehatan Dan Perlindungan Hak Kesehatan Bagi Orang Dengan Gangguan Jiwa

Tanggal Publikasi: 09 Jul 2020 16:27 | 10973 View

Hak Asasai Manusia adalah hak yang melekat secara inheren pada semua orang sejak lahir. Hak atas layanan kesehatan adalah salah satu hak yang berasal dari hak asasi manusia. Prinsip-prinsip Hak…

Selengkapnya

Perbandingan Dua Tabung Sitrat Pada Pemeriksaan Faal Hemostasis

Tanggal Publikasi: 09 Jul 2020 16:18 | 12198 View

Pemeriksaan faal hemostasis (FH) memegang peranan penting dalam tatalaksana kelainan koagulasi. Hasil pemeriksaan FH dapat dipengaruhi oleh banyak faktor muali dari preanalitik, analitik, dan pos analitik, Fase preanalitik melibatkan persiapan…

Selengkapnya

Hubungan Antara Sindroma Metabolik, Obesitas dan Analisis Faktor Risiko terhadap Kejadian Bromhidrosis

Tanggal Publikasi: 30 Aug 2018 14:44 | 5121 View

Pendahuluan: Bromhidrosis merupakan kombinasi dari hiperhidrosis dan osmidrosis. Hiperhidrosis adalah suatu kondisi produksi keringat berlebih yang berasal dari kelenjar ekrin, sedangkan osmidrosis ditandai secara khas dengan adanya bau mengganggu berasal…

Selengkapnya

Diagnostik Reference Level (DRL) pada Pemeriksaan Radiologi Torax Pediatri di RSUP Dr. Saiful Anwar Malang

Tanggal Publikasi: 30 Aug 2018 14:36 | 3973 View

Latar belakang: Pasien pediatri memiliki potensi resiko efek radiasi sinar-x yang lebih besar dibandingkan dengan pasien dewasa. UNSCEAR melaporkan ada 23 tipe kanker yang berbeda ditemukan pada pasien pediatri. Lebih…

Selengkapnya

Efek Toksik Ekstrak Ethanol Purwoceng (Pimpinella puratjan molk) Terhadap Ginjal Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan yang Diinduksi Stres Model Paradoxycal Sleep Deprivation Sutrisno, Vitasari Indriani, Ika Murti Harini

Tanggal Publikasi: 24 Jul 2017 00:00 | 5610 View

ABSTRAK Latar Belakang: Melakukan identifikasi tingkat toksisitas pemberian purwoceng terhadap ginjal hewan coba yang dinilai berdasarkan toksisitasnya terhadap ginjal. Tujuan: Mengetahui perbedaan gambaran histopatologi ginjal antara tikus putih (Rattus norvegicus)…

Selengkapnya