World Heart Day 2017: Share The Power

Tanggal : 14 Nov 2017 15:36 Wib


Minggu, 22 Oktober 2017. Dilaksanakan puncak acara kampanye World Heart Day yang di hadiri lebih dari 1.500 peserta dan wakil dari pemerintah di halaman Gedung BRI I dan BRI II, yang beralamat di Jalan Jend. Sudirman, Jakarta Selatan. Kegiatan yang dihadiri oleh Gubernur DKI Jakarta, Bapak Anies Rasyid Baswedan, PhD dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Bapak Sandiaga Salahudin Uno, BBA, MMA, dimulai pukul 06.00 wib meliputi Fun Bike dan Jalan Sehat Bersama, senam jantung, simulasi Bantuan Hidup Dasar (Basic Life Support (BLS)), Ceramah Awam, Talk Show, skrining penyakit jantung dan pembuluh darah, Konseling, Pemeriksaan EKG gratis dan kadar Kolestrol serta Gula Darah.

Berbagai organisasi kesehatan, antara lain: Indonesia Heart Rhtyhm Society (InaHRS), Asia Pasific Heart Rhthym Society (APHRS), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) Pusat, Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia cabang Jakarta (PERKI Jaya), Rumah Sakit Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskulaer FKUI, Yayasan Jantung Indonesia dan Bedah Toraks Kardiovaskular (BTKV) berkolaborasi dalam penyelenggarakan kampanye tahun ini. Acara ini juga didukung oleh kalangan industri seperti Bank Rakyat Indonesia, dan beberapa perusahaan farmasi. Sebuah kerjasama yang kondusif sebagai bentuk nyata “share the power” untuk masalah kesehatan masyarakat.

Dalam sambutannya, dr. Ade Meidian Ambari, SpJP(K), FIHA - Ketua I Panitia Kampanye WHD & FA 2017 mengatakan, “Penyakit kardiovaskular adalah pembunuh nomor satu di indonesia maupun dunia telah di klaim menghilangkan 17,5 juta jiwa setiap tahunnya. Yang termasuk dalam penyakit kardiovaskular adalah penyakit jantung dan stroke. World Heart Day (hari jantung sedunia) dibentuk oleh World Heart Federation merupakan platform yang nyata bagi komunitas penyakit kardiovaskular untuk bersatu dalam memerangi penyakit jantung dan stroke.”

“Tujuan kegiatan hari ini adalah untuk mengedukasi masyarakat bahwa pencegahan penyakit kardiovaskular sangatlah penting. Masyarakat diharapkan dapat mengendalikan faktor risiko penyakit kardiovaskular seperti merokok, diet yang tidak sehat, konsumsi alkohol, darah tinggi dan kurang aktifitas fisik. Dengan melakukan pencegahan faktor risiko setidaknya 80% kematian dini akibat penyakit jantung dan stroke dapat dihindari.”

“Hari Jantung Sedunia adalah acara global yang memperhatikan individu, keluarga, komunitas, organisasi dan pemerintah di seluruh dunia untuk mengambil bagian dalam kegiatan mengendalikan kesehatan jantung. Kami ingin semua orang berbagi bagaimana mereka menjaga kesehatan jantungnya dan menginspirasi banyak orang lain untuk memiliki jantung yang sehat dengan mengendalikan faktor risikonya. Jadi di hari ini marilah kita semua turut serta dalam menjaga kesehatan jantung kita dan orang-orang yang kita sayangi,”jelasnya.

Penyakit jantung koroner dan hipertensi sudah sangat dikenal sebagai penyebab utama mortalitas dan morbiditas di seluruh dunia. FA merupakan aritmia yang sering dijumpai pada populasi umum, juga berperan penting sebagai penyebab morbiditas dan disabilitas. Empat pulah persen penderita FA mengalami stroke sebagai gejala pertamanya. Berbicara mengenai FA, Prof. Dr. dr. Yoga Yuniadi, Sp.JP(K), Guru Besar Ilmu Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FKUI mengatakan, “FA merupakan kelainan irama jantung berupa detak jantung yang tidak regular sering dijumpai pada populasi di dunia dan di Indonesia. Namun disayangkan pengetahuan dan kepedulian tentang FA sampai saat ini masih rendah, padahal FA dapat menyebabkan bekuan darah di jantung yang bila lepas ke sirkulasi sistemik dan dapat menyebabkan stroke. Penderita FA memiliki risiko 5 kali lebih tinggi untuk mengalami stroke dibandingkan orang tanpa FA. Kelumpuhan merupakan bentuk kecacatan yang sering dijumpai pada kasus stroke dengan FA. Pada 37% pasien FA usia kurang dari 75 tahun, stroke iskemik merupakan gejala pertama yang didapati.1 Di Indonesia, banyak insiden kelumpuhan akibat FA terjadi pada usia produktif, yaitu di bawah usia 60 tahun. Kelumpuhan yang diderita pasien FA memiliki ciri khusus, seperti memiliki tingkat keparahan yang tinggi, bersifat lama dan sering berulang (relapse). Rata-rata, sekitar 50% pasien yang terkena stroke ini akan mengalami stroke kembali dalam jangka waktu 1 tahun,” jelasnya. Oleh karena itu pada kesempatan ini PERKI melalui kelompok kerja aritmia atau Indonesia Heart Rhythm Society meluncurkan istilah dan gerakan MENARI.

Meraba Nadi Sendiri (MENARI) merupakan salah satu cara mudah untuk mengenali FA sehingga diharapkan dapat mencegah kelumpuhan akibat stroke. Upaya pemberdayaan masyarakat tersebut dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan mengedukasi masyarakat melalui media massa. MENARI juga diharapkan diajarkan secara masif oleh seluruh cabang PERKI di seluruh Indonesia. Dengan demikian masyarakat dapat segera memeriksakan dirinya ke fasilitas pelayan kesehatan terdekat untuk memastikan diagnosis FA dan memperoleh terapi yang memadai.

“Terapi antikoagulan terbukti berperan besar dalam menurunkan risiko serangan stroke pada pasien FA. Terdapat 2 jenis antikoagulan yang saat ini digunakan, yaitu antagonis vitamin K dan obat antikoagulan oral baru (OKB). OKB merupakan sebuah lompatan besar terapi antikoagulan pada FA yang memberikan pencegahan stroke yang lebih baik tetapi juga memiliki profil efek samping perdarahan yang lebih rendah. Sayang sekali saat ini terapi OKB belum masuk ke dalam layanan BPJS kesehatan,”terangnya.
Selain itu, dalam ceramah awamnya, Dr. dr. Doni Firman, SpJP(K), FIHA – Ketua PERKI cabang DKI Jaya, mengatakan, “Pada kesempatan ini dilakukan pelatihan bantuan hidup dasar bagi masyarakat awam. Para pengunjung diberi kesempatan untuk melakukan bantuan hidup dasar memakai manekin khusus yang disediakan oleh Yayasan Jantung Indonesia. Melalui upaya ini, intinya merangsang masyarakat untuk mempunyai kemampuan sendiri dan menyebarkan ke yang lain mengenai kesehatan jantung.”

Post Terkait

FIK UI Rancang Strategi untuk Memutus Rantai Infeksi pada Anak Sekolah

Tanggal Publikasi: 10 Jul 2020 10:16 | 1346 View

Tim Pengabdian Masyarakat (pengmas) Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) yang dipimpin oleh Dr. Hanny Handiyani, S.Kp., M.Kep menggagas sebuah program sebagai upaya promotif dan preventif untuk memutus rantai…

Selengkapnya

Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (FFUI) meresmikan Empat Ruang Pendukung Pendidikan Akademik

Tanggal Publikasi: 10 Jul 2020 10:06 | 1543 View

Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (FFUI) meresmikan Empat Ruang Pendukung Pendidikan Akademik yaitu Ruang Apotek Simulasi, Laboratorium Nanoteknologi, Laboratorium Paragon Innovation Semisolid Center, dan Ruang Multimedia. Komite Etik Penelitian Kedokteran gigi…

Selengkapnya

Fakultas Farmasi UI Resmikan Laboratorium dan Ruang Apotek Simulasi

Tanggal Publikasi: 10 Jul 2020 10:00 | 2068 View

Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (FFUI) meresmikan Empat Ruang Pendukung Pendidikan Akademik yaitu Ruang Apotek Simulasi, Laboratorium Nanoteknologi, Laboratorium Paragon Innovation Semisolid Center, dan Ruang Multimedia. Peresmian dilakukan oleh Rektor UI…

Selengkapnya

Deteksi Dini Saraf Penciuman, Cegah Kerusakan Otak !

Tanggal Publikasi: 02 Sep 2019 09:43 | 2158 View

Pada Oktober 2018 lalu, dilaksanakan Soft Opening Paviliun Bonaventura yang diadakan didaerah Jakarta Utara dan sekitarnya. Dipersembahkan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat yang lebih lengkap dengan tetap mengedepankan azas pendidikan,…

Selengkapnya

“Sentuhan Cinta“

Tanggal Publikasi: 13 Aug 2019 10:51 | 1256 View

Sukses Mendapatkan Dukungan Lebih dari 145.000 para Ibu di Indonesia untuk Tingkatkan Kualitas Kesehatan dan Kesejahteraan Bayi Indonesia.

Selengkapnya