Paparan debu dan pekerjaan fisik yang berat adalah hal umum di negaranegara pabrik maju. Penyakit pernafasan akut dan kronis banyak dilaporkan dari pabrik goni dan tekstil. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui status kesehatan pernafasan dikalangan pekerja pabrik goni dan tekstil.
Studi cross‐sectional deskriptif ini mendaftarkan 315 pekerja dari masingmasing pabrik tekstil dan goni di Nepal Timur. Hampir semua pekerja dipilih dari pabrik tekstil sedangkan mereka yang berasal dari pabrik goni adalah daerah rawan debu. Pekerja diwawancarai menggunakan kuesioner pra‐tes. Peneliti juga melakukan pengukuran tinggi, berat dan laju aliran ekspirasi puncak pada para pekerja.
Hasil penelitian menunjukkan mayoritas adalah non‐perokok di kedua pabrik, 230 (73%) pada pabrik goni dibanding 223 (70,8%) pada pabrik tekstil. Sebagian besar pekerja memiliki pengalaman kerja kurang dari lima tahun yaitu goni 134 (42,5%) dibanding tekstil 180 (57,1%). Gangguan pernapasan atas ditemukan pada lebih dari 1/5 pekerja (68 orang) pada pabrik goni dibanding 1/20 pekerja (18 orang) di pabrik tekstil. Satu pekerja pada pabrik goni dan dua pekerja pada pabrik tekstil menderita bronkitis kronis. Sesak dada dilaporkan di antara 4 (1,3%) pada pekerja goni dibanding 17 (5,4%) pada pekerja tekstil, gejala batuk terjadi pada 86 (27,3%) pekerja goni dibanding 26 (8,3%) pekerja tekstil. Praktik rendah tindakan perlindungan pribadi terlihat dikedua pabrik. Skor rata‐rata PEFR pekerja di pabrik goni lebih rendah dari pada pekerja di pabrik tekstil.
Kesimpulan penelitian ini bahwa pekerja dengan gangguan pernapasan akut lebih banyak di pabrik goni sedangkan sesak dada lebih banyak di industri tekstil. Gangguan pernafasan kronis tampaknya tidak mengkhawatirkan di kedua pabrik. Namun, penggunaan perlindungan pribadi harus tetap dipromosi kan di antara para pekerja yang terpapar debu.