Ciptakan Keluarga Sehat dan Bergizi

Tanggal : 10 Jul 2020 17:47 Wib


Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, yang terdiri dari kepala keluarga, istri, anak dan beberapa anggota lain yang berada di suatu tempat dan saling ketergantungan, baik secara moril dan non moril. Salah satunya yaitu kesehatan. Keluarga sehat dapat dilihat dari keadaan yang sejahtera, baik fisik, mental dan sosial.
 
Dilihat dari segi fisik, keluarga sehat itu memiliki beberapa kriteria seperti, a. Keluarga yang memiliki dan menggunakan air pbersih di lingkungan tempat tinggalnya, b. Keluarga memiliki dan menggunakan toilet bersih, c. Seluruh anggota keluarga tidak merokok dan menggunakan zat aditif lainnya, d. Keluarga memasikan setiap anggota keluarganya cukup gizi dan e. keluarga memiliki dan menggunakan alokasi dana untuk pemeliharaan kesehatan. Dilihat dari kriteria diatas, keluarga sehat harus dapat mengetahui dan menerapkan apa yang dimaksud dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
 
Selain segi fisik keluarga sehat dapat dilihat dari segi mental dan sosial. Maksudnya keluarga atau anggota keluarga lain harus bisa menjaga dan mengembangkan kesehatan mental setiap anggotanya. Berikut ini beberapa indicator keberhasilan dari segi mental dan sosial; a. Waktu bersama keluarga, b. Komunikasi, c. Kepercayaan dan d. Saling memahami kebutuhan masing-masing.
 
Pemerintah lewat Kementerian Kesehatan juga membuat 5 program keluarga sehat seperti penting program gizi kesehatan ibu dan anak, program pengendalian penyakit menular dan tidak menular, perilaku sehat, rumah lingkungan sehat dan terakhir kesehatan jiwa. Dari 5 program  ini akan dibahas menjadi 12 indikator keluarga sehat yang diambil dari berbagai sumber;
 
1. Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB)
Indikator keluarga sehat yang pertama adalah keluarga harus mengikuti program Keluarga Berencana (KB). Tujuan program ini untuk menekan laju pertumbuhan penduduk lewat kelahiran yang cukup tinggi serta dengan cara mempermudah program KB serta mengatur jarak kelahiran antara anak satu dengan anak yang lain. Selain itu indicator ini juga dianggap terpenuhi jika program KB ini sudah dapat dimanfaat oleh masyarakat desa atau kelurahan di fasilitas pelayanan kesehatan seperti Pusekesmas Pembantu (Pustu) dan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang juga sebagai salaha satu dari 12 standar pelayanan minimum yang ada di Fasilitas Kesehatan.
 
Selain itu, keluarga juga mendapatkan penyuluhan KB oleh tenaga kesehatan dan promosi KB yang dilakukan pemuka agama setempat. Keluarga juga dianggap lolos indikator pertama ini jika mendapatkan pendidikan mengenai kesehatan reproduksi selama sekolah maupun menempuh pendidikan di perguruan tinggi
 
2. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
Indikator yang kedua dari 12 indikator keluarga sehat adalah melakukan persalinan di fasilitas kesehatan. Seperti yang kita ketahui, di beberapa daerah di Indonesia mungkin masih banyak ibu yang melakukan persalinan bukan di fasilitas kesehatan.
 
Hal ini jauh lebih berisiko bagi keselamatan ibu dan bayi dibandingkan melahirkan di fasilitas kesehatan dibantu oleh tenaga medis. Selain itu, ibu hamil juga diimbau untuk melakukan pemeriksaan secara rutin selama kehamilan, minimal 4 kali selama 9 bulan atau jika mau lebih baik 9 kali selama 9 bulan. Selain itu, ada juga tempat pelayanan kebugaran ibu hamil misalnya senam hamil, dan ibu mendapatkan penyuluhan dari tenaga kesehatan mengenai pentingnya melakukan persalinan dengan tenaga yang ahli dan terpercaya
 
3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
Imunisasi dasar lengkap untuk bayi juga menjadi salah satu dari 12 indikator keluarga sehat. Jenis imunisasi yang termasuk imunisasi dasar adalah seperti imunisasi hepatitis B, polio, BCG, campak, dan pentavalen (DPT-HB-HIB). Di luar imunisasi tersebut, orang tua juga harus tetap memantau kebutuhan imunisasi anak. Faktor pendukung dari indikator ini adalah adanya pelayanan imunisasi dasar di puskesmas maupun fasilitas kesehatan lain yang terdekat dengan keluarga. Kemudian ibu dan ayah seharusnya juga mendapatkan pengenalan imunisasi dasar dan mengetahui pentingnya imunisasi dasar yang dilakukan oleh tenaga kesehatan. Keluarga juga harusnya mendapatkan imbauan untuk melakukan imunisasi dasar kepada anak oleh para pemuka agama dan kader PKK. Yang terakhir, keluarga seharusnya memperoleh informasi secara nasional baik melalui televisi atau media lainnya mengenai imunisasi.
 
4. Bayi mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif
Indikator selanjutnya yang termasuk ke dalam 12 indikator keluarga sehat adalah bayi mendapatkan ASI eksklusif pada usia 0-6 bulan. Bukan berarti penggunaan susu formula dilarang sama sekali, namun akan lebih baik ASI eksklusif diberikan selama sang ibu dan anak tidak mendapatkan kendala dalam pemberian ASI eksklusif ini. Penggunaan ASI juga dapat dilakukan hingga 24 bulan (2 tahun) tetapi pada usia 6 bulan Bayi juga harus diselingi dengan Makanan Pendamping ASI (MP ASI)  hingga usia 1 tahun atau bayi sudah dapat mengkonsumsi makanan layaknya orang dewasa. Tapi patut diketahui bahwa penggunaan MP ASI juga sesuai dengan usia bayi. Untuk usia 6-9 bulan masih dengan makanan lembek seperti bubur SUN dll, memasuki usia 9-12 bulan, mulai diajarkan dengan variasi makanan yang lain, jangan lupa diselingi dengan buah-buahan sebagai citra rasa dalam makanannya. Tetapi Ibu harus juga mendapatkan promosi berkenaan pentingnya ASI eksklusif yang dilakukan oleh tenaga kesehatan terkait agar pengetahuan ASI maupun MP ASI dapat diterapkan di anaknya.
 
5. Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan
Indikator selanjutnya dalam 12 indikator keluarga sehat adalah balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan. Sangat penting untuk mengawasi anak pada masa pertumbuhannya agar jika terjadi masalah pada pertumbuhan dapat ditangani dengan lebih cepat. Maka dari itu, orang tua harus secara rutin membawa anaknya ke posyandu atau melakukan pemeriksaan rutin ke dokter atau bisa dengan pemeriksaan di Unit Kesehatan Sekolah (UKS). Untuk anak yang sudah menginjak masa sekolah seperti TK dan playgroup juga mendapatkan pemantauan pertumbuhan di sekolah masing-masing. Diharapkan agar orang tua selalu memperhatikan pertumbuhan Balitanya agar selama pertumbuhan Balita tidak terjangkit penyakit yang membuat pertumbuhan Balita menjadi terlambat.
 
6. Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar
Tuberkulosis paru membutuhkan perawatan intensif yaitu penggunaan obat yang harus konsisten dalam masa tertentu. Jika pengobatan berhenti di tengah jalan, maka harus kembali diulangi lagi sejak awal. Peran keluarga sangat penting untuk kesembuhan pasien dan juga untuk pencegahan agar penyakit ini tidak menular pada anggota keluarga lainnya. Faktor pendukung dari indikator ini adalah adanya pelayanan kesehatan untuk penderita tuberkolosi dan penyakit paru di puskesmas atau rumah sakit. Dalam sebuah keluarga, juga harus ada pengawas menelan obat atau PMO yang berfungsi mengingatkan penderita tuberkolosis dan paru agak selalu minum obat secara teratur. Jika penderita tidak teratur minum obat selama 6 bulan maka akan dilakukan konsumsi obat dari pertama hingga sembuh. Perlu diketahui penderita TB dalam pemberian obat juga harus dilakukan secara teliti apakah penderita termasuk dalam kategori 1 atau 2, karena penggunaan obat di dua kategori ini berbeda dari segi jumlah. Untuk itu diharapkan keluarga penderita agar terus memonitoring minum obat dan selalu melakukan pemeriksaan di Puskesmas-puskesmas terdekat untuk mendapat informasi mengenai TB.
 
7. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur
Indikator keluarga sehat selanjutnya adalah pengobatan secara teratur untuk penderita hipertensi. Hipertensi memang terkadang tidak selalu menunjukkan gejala, tetapi penyakit ini cenderung tidak dapat hilang sama sekali sehingga pengobatannya harus dilakukan secara teratur dan tentunya juga dengan penerapan pola hidup sehat. Dalam lingkungan setempat juga harus digalakkan aktivitas fisik bersama seperti senam secara berkala jalan setiap pagi minimal 30 menit setiap hari dalam melakukan olahraga di pagi hari. Keluarga juga perlu mendapat wawasan mengenai makanan dan minuman yang seharusnya tidak dikonsumsi oleh yang mengalami hipertensi. Informasi ini juga dapat ditanyakan kepada petugas kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes di Puskesmsa, klinik, atau di Rumah sakit).
  
8. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan
Ada banyak sekali keluarga di Indonesia yang merasa malu karena anggota keluarganya mengalami gangguan jiwa atau biasa disebut dengan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), hingga tidak ingin merawat dan cenderung menelantarkannya. Padahal gangguan jiwa bukan merupakan sesuatu yang membuat malu. Peran keluarga juga sangat penting untuk kesembuhan pasien gangguan jiwa.  Sebab penderita gangguan jiwa justru perlu diberi dukungan sehingga bisa segera sembuh dengan selalu mengantarkan untuk pemeriksaan ke petugas kesehatan serta meminta informasi mengenai perawatan, pengobatan dan sosialisasi mengenai ODGJ.
 
9. Anggota keluarga tidak ada yang merokok
Bahaya rokok tidak hanya dapat dirasakan oleh para perokok aktif, tapi juga para perokok pasif dari segi kesehatan, bahkan perokok pasif lebih rentan untuk . Hal ini lah yang membuat rokok harus dihindari di lingkungan kelurga dan tidak adanya anggota keluarga yang merokok menjadi satu dari 12 indikator keluarga sehat. Harusnya usia pembeli rokok di warung atau minimarket juga perlu dibatasi sehingga tidak ada kesempatan untuk anak di bawah umur merokok. Tetapi akhir-akhir ini pemerintah pusat sudah menaikan harga cukai rokok, diharapkan dengan naiknya harga cukai rokok akan membatasi perokok dalam konsumsinya hingga membuat berhenti merokok.
 
10. Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
JKN adalah program asuransi kesehatan milik pemerintah. Jaminan ini tidak memberatkan dan bisa menyesuaikan dengan pendapatan peserta. Selain itu terdapat juga warga yang menjadi anggota JKN tanpa harus membayar premi. BPJS ini memiliki 3 jenis iuran yang bisa dipilih sesuai dengan kemampuan dan perlu dibayarkan setiap bulan secara rutin. Keluarga yang belum mengurus BPJS diharapkan segera menjadi anggota karena ada banyak sekali manfaat yang bisa diperoleh.
 
11. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih
Indokator selanjutnya yang masuk ke dalam 12 indikator keluarga sehat adalaj keluarga harus mempunyai akses sarana air bersih. Seperti yang kita ketahui, hampir setiap kegiatan sehari-hari kita membutuhkan air. Jika sumber air yang digunakan untuk memasak, membersihkan diri, atau bahkan minum tidak bersih, tentunya penggunanya berisiko terserang berbagai macam penyakit. Dalam hal ini, keluarga harusnya memiliki akses air bersih baik dalam bentuk PDAM maupun sumur. Secara luas, keluarga juga harus bisa mendapatkan air bersih di tempat-tempat umum seperti sekolah atau perkantoran. Perlu juga diadakan penyuluhan air bersih dari tenaga kesehatan terkait.
 
12. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat
Selain sarana air bersih, akses dan penggunaan jamban sehat juga merupakan salah satu dari 12 indikator keluarga sehat. Jika keluarga tidak memiliki akses menuju jamban sehat, tentunya lingungan keluarga juga menjadi kurang sehat dan lebih rentan terhadap berbagai penyakit.

Post Terkait

“MENGULIK” TUNTAS KESEHATAN BAYI DAN MP ASI

Tanggal Publikasi: 02 Sep 2019 09:42 | 235 View

Setiap tanggal 23 Juli, kita selalu memperingati Hari Anak Nasional. Anak merupakan generasi penerus bangsa, untuk itu sepatutnya anak selau dijaga dan diperhatikan terutama dari segi kesehatan. Dalam dunia kesehatan…

Selengkapnya

Mewaspadai Preeklampsia pada Ibu Hamil

Tanggal Publikasi: 14 Aug 2019 13:35 | 1226 View

Raden Ajeng Kartini meninggal empat hari setelah melahirkan putra tunggalnya Raden Mas Soesalit Djojoadhiningrat Penyebab ia meninggal dunia diduga akibat preeklampsia yaitu tekanan darah naik dan adanya kejang. Hingga saat…

Selengkapnya

Salah Satu Kelainan Jantung pada Anak

Tanggal Publikasi: 12 Jul 2019 15:00 | 522 View

Masyarakat pada umumnya banyak beranggapan bahwa penyakit Jantung hanya bisa terjadi pada usia dewasa. Tetapi faktanya banyak juga bayi atau anak kecil terkena penyakit Jantung. Lalu bagaimana bisa bayi atau…

Selengkapnya

Mengendalikan Penyakit Asma

Tanggal Publikasi: 12 Jun 2019 16:47 | 1830 View

Bagi banyak penderita asma, penentuan waktu gejala‐gejala asma berkaitan erat dengan aktivitas fisik. Beberapa orang yang sehat dapat mengembangkan gejala asma hanya ketika berolahraga dan disebut exerciseinduced bronchoconstriction (EIB) atau…

Selengkapnya

Ketahanan Pangan dan Dampaknya Terhadap Kesehatan

Tanggal Publikasi: 30 Sep 2018 08:14 | 193 View

Makanan merupakan salah satu kebutuhan utama bagi manusia. Kekurangan makanan dapat menyebabkan berbagai masalah bagi manusia, terutama masalah kesehatan. Berbagai masalah kesehatan yang timbul sebagian besar berkaitan dengan makanan. Misalnya,…

Selengkapnya